SMP IT Abu Bakar Kembali Juara Umum MTQ 2015

SMPIT Abu Bakar Yogyakarta kembali meraih juara umum dalam gelaran lomba Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) tahun 2015 tingkat Kota Yogyakarta yang diadakan Kemeterian Agama (Kemenag) bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Juara 1 Kepsek Berprestasi se-Kota Yogyakarta

Alhamdulillah, kami Perpustakaan Daarul 'Ilmi beserta seluruh keluarga besar SMPIT Abu Bakar Yogyakarta mengucapkan selamat kepada kepala sekolah kami, Ustadz Akhsanul Fuadi, S.Ag., M.Pd.I., yang telah berhasil meraih JUARA 1 Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat SMP se-Kota Yogyakarta tahun 2015.

Selamat Datang Siswa Baru

Selamat datang kami ucapkan kepada seluruh siswa baru kelas VII A s/d kelas VII H di kampus SMPIT Abu Bakar Yogyakarta. Juga selamat bergabung dengan Perpustakaan Daarul Ilmi.

Wisata Pustaka ke Arpusda Kota Jogja

Wisata Pustaka ke Toko Buku Gramedia dan Kantor ARPUSDA (Arsip dan Perpustakaan Daerah) Kota Yogyakarta. Kegiatan ini kami laksanakan pada hari Ahad, bertepatan dengan PTP (Pekan Tidak Pulang) bagi siswa boarding putra.

Kerjasama Pemanfaatan Koleksi dengan Perpustakaan Esluha

Perpustakaan Daarul Ilmi SMPIT Abu Bakar dan Perpustakaan Daarul Hikmah SDIT Lukman Al-Hakim mengadakan kerjasama pemanfaatan koleksi.

Monday 28 September 2015

Perpustakaan Kami Saat Ini - Dalam Sebuah Desain



Alhamdulillah.. selama 3 tahun belakangan ini, perpustakaan semakin baik dari hari ke hari. Berawal dari perpustakaan yang sempit dan kumuh, yang saat itu hanya menempati separuh ruang kelas (karena harus berbagi dengan ruang BK), alhamdulillah saat ini secara fisik, perpustakaan kami sudah semakin baik dari hari ke hari.

Saat ini perpustakaan menempati dua ruangan yang luas, sekira 132 m2. Dengan pembagian ruang: Ruang Kepala Perpustakaan, Ruang Pengolahan, Ruang Baca Lesehan, Ruang Sirkulasi dan Pelayanan, Ruang Koleksi Umum, Ruang Baca, Ruang Referensi sekaligus Ruang Pembelajaran.

Berikut ini kami gambarkan ruang perpustakaan kami saat ini dalam desain yang sederhana.











Kunjungan Pustakawan MTs Negeri Bantul Kota


 
Sabtu, 26 September 2015, kami menerima kunjungan dari MTs Negeri Bantul Kota. Dua orang pustakwan dari sekolah tersebut, yaitu Ibu Miswaharni dan Ibu Icrima Febriani, A.Md (Alumni D3 Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) berkunjung ke tempat kami untuk belajar tentang pembuatan kartu anggota perpustakaan dengan SLiMS dan Kertas PVC.

Diterima oleh Koordinator Perpustakaan, Ust. Teguh Prasetyo Utomo, A.Md., beliau berdua langsung diajari cara pembuatan kartu anggota perpustakaan. Sekaligus langsung dipraktekkan. Berikut ini foto-foto kegiatan kunjungan pada hari sabtu yang lalu.









Semoga bermanfaat. ^_^

Friday 11 September 2015

Kelas 9H Belajar Shiroh Di Perpustakaan Bersama Ust. Adi Enggar



Siang ini kelas 9H belajar Shiroh (Sejarah) di Perpustakaan. Didampingi oleh Ust. Adi Enggar, mereka belajar dengan semangat. Kali ini mempelajari tentang Perang Tabuk. Memperhatikan dengan serius setiap penjelasan yang disampaikan oleh beliau. Walaupun hanya dengan menggunakan layar monitor kecil (karena belum ada LCD Proyektor), mereka tetap semangat. Walaupun harus memicingkan mata mereka demi melihat tulisan-tulisan presentasi yang tertampil di layar monitor.





Semoga kami segera bisa menyediakan LCD Proyektor plus audionya sehingga pembelajaran di perpustakaan akan lebih maksimal. Aamiin...

Tuesday 8 September 2015

Membangun Jiwa Merdeka dari Perpustakaan!


OLEH : ROMI FEBRIYANTO SAPUTRO
(FINALIS 2 BISNIS INDONESIA WRITING CONTEST)

Tanpa terasa usia kemerdekaan negeri yang oleh Stephen Openheimer disebut Eden in The East ini sudah memasuki usia tujuh puluh tahun. Kemerdekaan yang diproklamasikan oleh duet bapak bangsa, Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah langkah awal untuk melahirkan manusia Indonesia dengan jiwa merdeka. Bebas menentukan langkah secara mandiri tanpa tergantung dengan pihak lain. Inilah esensi jiwa merdeka.

Ironisnya, tujuh puluh tahun kemerdekaan Indonesia masih dihiasi dengan manusia yang belum berjiwa merdeka alias berjiwa budak. Raga memang merdeka tetapi jiwa masih seperti budak sehingga suka menjerumuskan sesama pada praktik perbudakan modern. Jika pada zaman penjajahan banyak pangreh praja yang rela diperbudak oleh pemerintahan kolonial Belanda, maka pada zaman kemerdekaan ini masih ada juga pejabat negara yang bermental budak. Memiliki ketergantungan yang sangat tinggi dengan pihak asing.

Indonesia adalah negeri yang kaya raya dengan sumber daya alam. Alangkah lucu negeri ini ketika untuk mengatasi masalah pengangguran pemerintah memfasilitasi pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. Seperti negeri gurun di timur tengah dan berbagai negara dengan luas wilayah lebih kecil dari Indonesia. Seolah tak ada jalan lain yang bisa ditempuh. Ini mirip dengan tragedi pengiriman nenek moyang kita ke Suriname oleh penjajah Belanda.

Ketika itu pemerintah kolonial menjajikan gaji besar bagi rakyat yang mau kerja di Suriname. Mirip dengan yang dilakukan oleh instansi negara yang menangani tenaga kerja di negeri ini. Pemerintah Belanda pada tahun 1890 telah mengirimkan 32.986 orang TKI asal pulau Jawa ke Suriname, suatu negara jajahan Belanda di Amerika Selatan. Tujuan pengiriman TKI itu adalah untuk mengganti tugas para budak asal Afrika yang telah dibebaskan pada tanggal 1 Juli 1863.

Membangun jiwa merdeka adalah modal penting untuk menuju kejayaan negara. Soekarno memperoleh jiwa merdeka jauh hari sebelum memproklamasikan kemerdekaaan. Bersama dengan Kartosuwiryo, Semaun dan Muso, berguru kepada HOS Tjokroaminoto di Jalan Peneleh Gang VII, Surabaya. Rumah kos-kosan milik Tjokroaminoto ini adalah rumah belajar untuk memiliki jiwa merdeka. Penghuni rumah kos ini kelak akan menjadi aktor utama untuk membebaskan negeri ini dari belenggu penjajahan.

Seperti yang tergambar dalam Film “Guru Bangsa Tjokroaminoto” esensi untuk menggapai jiwa merdeka adalah iqra dan hijrah. Tjokro kecil yang mendapat wejangan dari guru spiritual sekaligus kakeknya, Kyai Hasan Besari, dari pondok Tegal Sari Ponorogo. Sang guru mewariskan dua hal penting kepada muridnya yaitu untuk selalu rajin melakukan iqra dan hijrah.

Iqra artinya membaca. Baik membaca buku secara tekstual maupun membaca tanda-tanda yang ada pada setiap zaman. Sukarno adalah pembaca yang ulung, Kartosuwiryo ialah pembaca yang hebat, Semaun dan Muso merupakan pembaca yang pintar. Tak ada alumnus Gang Peneleh ini yang tuna buku atau tak suka membaca. Semua adalah para pembaca buku yang mumpuni meskipun saat itu adalah masa kolonialisme Belanda.

Hijrah adalah melakukan perubahan dari keadaan yang buruk menuju kebaikan, dari zero menuju hero, dari keterpurukan menuju kejayaan, dan dari perbudakan menuju kemerdekaan. Meskipun bersimpang jalan, para murid Tjokro ini sudah membuktikan bahwa mereka memiliki jiwa merdeka. Sukarno memproklamasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1945, Muso mendirikan Negara Komunis pada 18 September 1948 di Madiun, Kartosuwiryo memproklamasikan Negara Islam Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1949. Satu guru mampu menghasilkan tiga proklamator negara yang berbeda dan saling berseteru sebagaimana digambarkan dalam novel karya Haris Priyatna, “Seteru Satu Guru”.

Buku adalah menu utama yang disajikan Tjokroaminoto untuk menumbuhkan dan membangkitkan jiwa merdeka para pemuda yang menjadi muridnya. Melalui perpustakaan pribadi Tjokroaminoto Soekarno membaca buku de Franse Revolutie (Revolusi Perancis), Du contrat social ou principles du droit politique (kontak Sosial atau Prinsip-prinsip Hak Politik ) karya Rousseau, Thomas Jefferson : an Autobiography, dan History of the United States. Membaca buku-buku ini membuat jiwa merdeka para penghuni rumah kos di Jalan Peneleh semakin berkobar-kobar untuk membabat habis segala macam bentuk penjajahan di muka bumi.

Dalam buku “Penyambung Lidah Rakyat“, Sukarno menuturkan, “Pak Tjokro adalah pujaanku, aku adalah muridnya. Secara sadar atau tidak ia menggemblengku. Aku duduk dekat kakinya dan diberikan kepadaku buku-bukunya, diberikan padaku miliknya yang berharga.“

Tujuh puluh tahun kemerdekaan Indonesia mesti membuat pemerintah sadar untuk membentuk jiwa merdeka melalui perpustakaan. Sejarah Indonesia mencatat bahwa pada kurun waktu 1950 – 1960, Presiden Soekarno mulai memperhatikan dunia perpustakaan. Untuk keperluan rakyat, didirikan tiga jenis perpustakaan umum yang lebih dikenal dengan nama Taman Pustaka Rakyat (TPR). Pembangunan TPR disesuaikan dengan tingkat pemerintahan.

Di setiap desa didirikan Taman Pustaka Rakyat C dengan komposisi koleksi 40 % bacaan untuk siswa setingkat SD dan 60 % untuk siswa setingkat SMP. Untuk tingkat kabupaten, pemerintah membangun Taman Pustaka Rakyat B dengan komposisi koleksi 40 % untuk buku bacaan setingkat SMP dan 60 % untuk bacaan setara siswa SMA. Di ibukota provinsi dibangun Taman Pustaka Rakyat A. Ketika itu, pembangunan TPR sebagai perpustakaan umum berjalan dengan cepat. Semua koleksi dan gaji pegawai TPR ditanggung oleh pemerintah (Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan).

Sukarno sangat sadar bahwa untuk membangun jiwa merdeka diperlukan membaca. Membaca adalah aktivitas merdeka untuk merengkuh energi kemajuan. Menghapus kebodohan, mental budak, dan ruang gelap yang sengaja diciptakan oleh para penjajah untuk melanggengkan perbudakan atas bangsa ini. Presiden Jokowi diharapkan bisa meniru langkah Presiden Sukarno ini dalam mengobarkan jiwa merdeka melalui perpustakaan.

Membaca buku adalah sang pembebas bagi mental dan jiwa yang sedang tertindas. Ia akan melahirkan manusia baru yaitu manusia berjiwa merdeka. Tjokroaminoto mengajarkan bahwa manusia berjiwa merdeka memiliki tiga hal utama.

Pertama, setinggi-tinggi ilmu. Ilmu adalah cahaya kehidupan yang akan mengubah gelap menjadi terang, pandir menjadi pandai, dan budak menjadi merdeka. Ilmu bisa didapat dengan membaca atau menempuh pendidikan di bangku sekolah. Murid-murid Tjokroaminoto termasuk golongan yang beruntung karena mereka bisa menikmati pendidikan di Hogere Burger School (HBS), sekolah Belanda yang didesain dengan kualitas sama dengan di negeri asalnya. HBS adalah sekolah lanjutan tingkat menengah, setara dengan SMP dan SMA saat ini tetapi memiliki waktu belajar hanya lima tahun.

Guru di HBS rata-rata bergelar professor yang sengaja dikirim dari Den Haag, Belanda. Dari sekitar 300 orang murid HBS Surabaya, hanya 20 orang yang berasal dari pribumi termasuk Soekarno, Kartosuwiryo, dan Muso. Jiwa merdeka ketiga tokoh bangsa ini semakin berkembang biak di sekolah milik penjajah ini.

Ironisnya, saat ini yang berlaku di negeri ini bukanlah setinggi-tinggi ilmu melainkan setinggi-tinggi ijazah. Jual beli ijazah marak terjadi di negeri ini sejak dulu kala dan tahun ini kembali diributkan. Mulai ijazah asli tapi palsu, palsu tapi asli, asli setengah palsu, palsu setengah asli sampai seratus persen palsu. Ijazah lebih berharga daripada ilmu. Tak usah heran jika ada PNS yang hanya menguasai ijazahnya saja tanpa menguasai ilmu yang tertulis di lembar ijazahnya.

Kedua, sepandai-pandai siasat. Artinya, ilmu yang diperoleh perlu diaplikasikan secara lateral seperti sebuah siasat. Istilah berpikir lateral digunakan oleh Edward de Bono, seorang psikolog dari Malta, sebagai judul bukunya “Berpikir Lateral”, yang diterbitkan pada tahun 1967. De Bono mendefinisikan berpikir lateral sebagai suatu metoda berpikir yang lebih menitik beratkan kepada perubahan konsep dan persepsi. Berpikir lateral ditandai dengan adanya perpindahan pola berpikir, dari pola berpikir yang terduga atau yang selaras, menuju kepada ide yang tidak terduga.

Arab Saudi dan Indonesia adalah negara penghasil minyak dan gas (migas). Arab Saudi berkembang menjadi negara yang maju dan rakyatnya hidup makmur dengan mengandalkan migas. Sebaliknya, Indonesia tetap tertidur pulas berada di zona nyaman sebagai negara yang sedang berkembang meskipun memiliki lumbung migas.

Arab Saudi berpikir lateral dengan melaksanakan eksplorasi dan eksploitasi migas dengan jiwa merdeka. Indonesia mengandalkan kontrak karya dengan perusahaan asing. Bahkan ketika pemerintah menawarkan kepada Pertamina untuk mengelola seratus persen Blok Mahakam, Pertamina memutuskan hanya sanggup mengelola tujuh puluh persen. Sisanya mereka serahkan kepada perusahaan asing. Ternyata para pengurus negeri ini belum berjiwa merdeka !

Ketiga, semurni-murni tauhid. Tauhid adalah meng”Esa” kan Tuhan dalam segala aspek kehidupan manusia. Manusia merdeka adalah manusia yang mengabdi hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Pengabdian kepada selainNya hanya akan melahirkan manusia koruptor dan politikus busuk yang suka memperbudak sesama manusia.

Perpustakaan merupakan lahan potensial untuk memproduksi jiwa merdeka. Di Sragen penulis sangat bergembira ketika bertemu Wahyu Widodo, seorang remaja yang baru lulus SMA. Wahyu biasa menikmati buku dan internet di Perpustakaan Desa Wonorejo, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. Di jendela dunia ini, Wahyu menemukan inspirasi untuk terjun menjadi pebisnis online bibit jahe merah. Berbekal jiwa merdeka, remaja desa ini kini sukses menangguk penghasilan 3 – 4 juta per bulan. Kisah ini pernah dimuat di beberapa media online di tanah air.

Pak Jokowi, saya percaya Anda mau dan mampu untuk lebih banyak lagi melahirkan jiwa merdeka di negeri tercinta ini !

Inovasi Ridwan Kamil, Bandung Kota Buku



Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berencana menjadikan Bandung sebagai Kota Buku pada 2017. Untuk mendukung hal tersebut, Kang Emil, sapaannya, akan memastikan 151 kelurahan di Bandung memiliki satu perpustakaan.

Melalui Kota Buku, ia ingin agar minat membaca para warga Kota Bandung dapat ditingkatkan dengan berdirinya banyak perpustakaan mini di tengah-tengah warga. Seperti Microlibrary Kelurahan Arjuna di Taman Bima yang menjadi permulaan rencana tersebut.

"Jadi mendistribusikan minat baca bukunya baik secara konseptual dan praktikal," ungkap Ridwan dalam peresmian Microlibrary di Taman Bima, Kelurahan Arjuna, Ahad (6/9).

Ia pun mengatakan akan menganggarkan dana sebesar Rp70 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016.

Kepala Seksi Pengelolaan Perpustakaan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Kota Bandung, Neti Supriati, mengatakan Microlibrary merupakan perpustakaan berskala kecil di level kelurahan.

Pada prisnsipnya, perpustakaan mini ini sama seperti perpustakaan lainnya yang bersifat terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja.

Neti mengatakan Microlibrary di kelurahan akan dikelola oleh Karang Taruna. Sedangkan untuk masalah koordinasi pelaksanaannya dapat dilakukan dengan RW setempat.

Neti mengatakan buku yang disediakan akan disesuaikan dengan keperluan dan minat warga setempat. Kebanyak terkait degan pemberdayaan ekonomi dan masyarakat.

"Jadi, untuk mewujudkan Bandung Juara, masyarakat juga cerdas," terang Neti.

Dilansir dari Republika Online

Lomba Menulis dari IndonesiaBermutu.Org

Indonesia Bermutu menggelar lomba menulis untuk guru. Lomba tersebut diangkat dari pengalaman nyata (true story). Adapun temanya adalah “Guru Bermutu Menginspirasi Sepanjang Waktu”.


Tim Teknis lomba Zulfikri Anas mengungkapkan persyaratan dan ketentuan lomba menulis untuk guru sebagai berikut:

  • Lomba terbuka untuk umum
  • Karya asli berdasarkan pengalaman sendiri yang ditulis dengan inspiratif, penuh makna, ditulis dengan gaya narasi atau bercerita.
  • Karya belum pernah diikutsertakan dalam lomba pada tingkat apapun.
  • Panjang naskah 3-11 halaman, kertas A4, huruf Calibri 11, spasi 1,5, margin normal.
  • Naskah dilampiri dengan biodata lengkap, nomor rekening, dan nomor HP yang dapat dihubungi.
  • Naskah dikirim via email ke lombatruestory@indonesiabermutu.org
  • Batas akhir pengiriman naskah bertepatan dengan hari guru yaitu tanggal 25 November 2015.
  • Keputusan dewan juri mutlak tidak bisa diganggu gugat.
  • Naskah yang telah dikirim tidak dikembalikan dan menjadi dokumen IndonesiaBermutu.
Penghargaan:

  • Kumpulan karya terbaik untuk berbagai kategori akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh penerbit bereputasi nasional.
  • Karya terbaik akan dibuatkan film dokumenter, yang akan ditayangkan melalui media yang relevan.
  • Piagam penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Piagam Penghargaan dari Ikapi DKI Jakarta.
  • Diundang sebagai tamu kehormatan dan narasumber dalam kegiatan inspiratif IndonesiaBermutu.

Tuesday 1 September 2015

Lomba Menulis CIMB Niaga 2015


Ayo ikuti, lomba menulis dari Bank CIMB Niaga tahun 2015. Lomba menulis dengan tema "Menabung dan Berbagi" ini khusus untuk siswa/siswi SMP lhoooo.... Hadiahnya? Jangan ditanya, JUTAAN... Hmmmm... Naaaah, Untuk syarat-syaratnya apa saja? Ini nih syarat-syaratnya....

Persyaratan:
  1. Masih Berstatus dan di Sekolah Menengah Pertama
  2. Melengkapi form registrasi yang di link Registrasi Lomba
  3. Cek email kamu, Kamu akan menerima email verifikasi dari ayo menabung dan berbagi
  4. Klik link verifikasi tersebut
  5. Kamu siap menulis
  6. Setelah mendaftar, buat tulisan bertema "Menabung dan Berbagi"
  7. Buatlah ringkasan dan semenarik mungkin, Panjang tulisan 400-600 kata
  8. Tulislah di notepad atau MS Word. Lalu posting ke formulir tulisan di Link Mem-posting Tulisan jangan lupa, tulis judulnya terpisah di bagian "Judul Tulisan". dan Copy paste isinya di bagian "Isi Tulisan" Sebaiknya setiap alenia dipisahkan satu baris (dengan menekan tombol " Enter" di keyboard kamu)
  9. Kamu bisa menambahkan gambar kamu (klik "Insert Photo" untuk melengkapi tulisan namun gambar tidak akan ikut dinilai.) Jika tulisan kamu tidak memiliki gambar, sistem akan memberikan gambar tersendiri secara acak
  10. Tulisan tidak langsung muncul. Panitia Lomba yang akan menayangkan tulisanmu. Setelah tulisan ditayangkan, kamu akan mendapatkan email. Jadi pastikan email yang kamu masukkan adalah email yang benar
  11. Setelah dimuat, ajak teman-teman memberi bintang atas tulisanmu. Semakin banyak yang mendukung tulisanmu akan semakin besar kesempatan memenangkan lomba
  12. Untuk bisa memberi bintang, teman-temanmu juga harus mendaftar, lalu login di link Registrasi dan Login
  13. Periode lomba : 1 Agustus 2015 - 31 Desember 2015

Hadiah :
  1. Juara 1 : Tabungan CIMB Niaga Senilai 5 Juta
  2. Juara 2 : Tabungan CIMB Niaga Senilai 3 Juta
  3. Juara 3 : Tabungan CIMB Niaga Senilai 2 Juta

Durasi Kompetisi
  1. Lomba berjalan Mulai 1 Agustus 2015 - 31 Desember 2015
  2. Naskah terakhir diposting tanggal 31 Desember 2015

Juri
  1. Editor Majalah Parents dan parentsindonesia.com
  2. Editor harian Republika dan republika.co.id

Info lebih lanjut :
web : ayomenabungdanberbagi.org

Naaahh.. Ayo rame-rame dan buruan ikuti lombanya, dan menangkan hadiahnya. ^_^