SMP IT Abu Bakar Kembali Juara Umum MTQ 2015

SMPIT Abu Bakar Yogyakarta kembali meraih juara umum dalam gelaran lomba Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) tahun 2015 tingkat Kota Yogyakarta yang diadakan Kemeterian Agama (Kemenag) bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Juara 1 Kepsek Berprestasi se-Kota Yogyakarta

Alhamdulillah, kami Perpustakaan Daarul 'Ilmi beserta seluruh keluarga besar SMPIT Abu Bakar Yogyakarta mengucapkan selamat kepada kepala sekolah kami, Ustadz Akhsanul Fuadi, S.Ag., M.Pd.I., yang telah berhasil meraih JUARA 1 Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat SMP se-Kota Yogyakarta tahun 2015.

Selamat Datang Siswa Baru

Selamat datang kami ucapkan kepada seluruh siswa baru kelas VII A s/d kelas VII H di kampus SMPIT Abu Bakar Yogyakarta. Juga selamat bergabung dengan Perpustakaan Daarul Ilmi.

Wisata Pustaka ke Arpusda Kota Jogja

Wisata Pustaka ke Toko Buku Gramedia dan Kantor ARPUSDA (Arsip dan Perpustakaan Daerah) Kota Yogyakarta. Kegiatan ini kami laksanakan pada hari Ahad, bertepatan dengan PTP (Pekan Tidak Pulang) bagi siswa boarding putra.

Kerjasama Pemanfaatan Koleksi dengan Perpustakaan Esluha

Perpustakaan Daarul Ilmi SMPIT Abu Bakar dan Perpustakaan Daarul Hikmah SDIT Lukman Al-Hakim mengadakan kerjasama pemanfaatan koleksi.

Monday, 24 August 2015

Mencetak Katalog Kartu


Ya, hari ini kami mencetak berlembar-lembar kartu katalog. dari koleksi-koleksi di perpustakaan yang hampir mencapai 80 % sudah ada di dalam sistem otomasi perpustakaan, bisa dipastikan akan ada ribuan katalog kartu yang tercetak nantinya. Karena 1 judul buku bisa menghasilkan sampai dengan minimal 4 kartu katalog. Mulai dari katalog utama, katalog judul, katalog subjek, dan katalog pengarang.

Hari ini, 100 lembar kertas yang dicetak sudah habis. Tiap lembar kertasnya bisa menjadi 3 kartu katalog. Jadi hari ini sekira 300 lembar kartu katalog sudah tercetak. Dan ini baru sekitar 3% dari jumlah keseluruhan data kolaksi. Hmmmm... artinya masih banyak lagi kartu katalog yang harus dicetak.

Lhah...! Untuk apa kok harus mencetak kartu katalog segala? Bukankah sudah ada OPAC (Online Public Access Catalogue) atau Katalog Online..? Iya, pencetakan kartu katalog ini adalah untuk memenuhi persyaratan akreditasi sekolah yang akan dilaksanakan bulan depan.

Selain komputer untuk OPAC, kami juga sudah punya lemari katalog. Ini dia...


Ini hasil cetakan kartu katalognya..




Hasilnya seperti apa? Hmmm tunggu saja nanti setelah selesai mencetak keseluruhan, kartu-kartu yang masih dalam bentuk lembaran itu akan kami potong-potong menurut satuannya.

Thursday, 20 August 2015

Mendikbud RI Canangkan Gerakan Literasi Sekolah


Ahirnya, kabar gembira datang bagi pemerhati, aktifis dan pengelola perpustakaan, khususnya perpustakaan sekolah. Bahwa pada hari Rabu 19 Agustus 2015 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Anies Baswedan secara simbolis meluncurkan gerakan literasi sekolah "Bahasa Penumbuh Budi Pekerti". Anies menyerahkan buku paket bacaan untuk 20 sekolah di DKI Jakarta sebagai bahan awal kegiatan literasi.

Seperti dilansir dari BlogPustakawan bahwa Bapak Mendikbud mengatakan "Kata yang dipakai adalah ‘penumbuh’ karena kita hanya menumbuhkan, bukan menanamkan budi pekerti."
Mendikbud mengatakan, menumbuhkan budi pekerti berbeda maknanya dengan menanamkan budi pekerti. "Yang dilakukan adalah memberikan ruang tumbuhnya budi pekerti dari dalam diri anak. Kalau memanamkan, berarti kita memasukkan dari luar diri si anak. Karena pada dasarnya anak-anak itu sudah memiliki modal dasar budi pekerti." katanya.

Ia mengungkapkan, gerakan literasi sekolah dikembangkan untuk menumbuhkan budi pekerti anak sesuai Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mahsun mengatakan, literasi sekolah ini bertujuan membiasakan dan memotivasi siswa untuk mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti.

Dalam jangka panjang, diharapkan dapat menghasilkan anak-anak yang mempunyai kemampuan literasi tinggi.

Buku yang dijadikan acuan sebagai bahan literasi di sekolah di antaranya buku cerita atau dongeng lokal, buku-buku yang menginspirasi seperti biografi tokoh lokal dan biografi anak bangsa yang berprestasi, buku-buku sejarah yang membentuk semangat kebangsaan atau cinta tanah air.

"Kegiatan literasi ini tidak hanya membaca, tetapi juga dilengkapi dengan kegiatan menulis yang harus dilandasi dengan keterampilan atau kiat untuk mengubah, meringkas, memodifikasi, menceritakan kembali," kata Mahsun.

Selain Jakarta, percontohan literasi juga dilakukan disejumlah sekolah di Sumatera Utara, Riau, NTB dan NTT.

Friday, 14 August 2015

Jadwal Pengambilan Buku Mapel Kelas 7 dan 8

Jadwal pengambilan buku. Klik untuk memperbesar
Assalamualaikum Wr Wb.
Diumumkan untuk kelas 7 dan kelas 8, bahwa buku mapel kurikulum 2013 yang baru sudah bisa diambil mulai hari Selasa depan, tanggal 18 Agustus 2015. Buku bisa diambil di Perpustakaan oleh perwakilan kelas (Ketua kelas dan 2 orang anggota kelas).


Untuk lebih jelasnya, klik gambar di atas, atau bisa dengan melihat di pengumuman yang ditempel di mading perpustakaan, di mading kelas, di pos satpam, di mading kantor dan di mading asrama. Atau bisa langsung menghubungi pustakawan di perpustakaan.

Demikian pengumuman ini kami sampaikan.
Jazakumullah akhsanal jaza'.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Yogyakarta, 14 Agustus 2015
Kepala Perpustakaan


Teguh Prasetyo Utomo, A.Md.

Wednesday, 5 August 2015

Insipiratif, Penjual Teh Menulis Buku Best Seller di Amazon.com


Di sela-sela waktunya, seorang penjaja teh dari India menulis sejumlah novel berbahasa Hindi. Buku-buku karangannya kemudian dijual lewat situs Amazon. Nama penjual teh itu adalah Laxman Rao dan baru-baru ini seorang penulis perempuan bernama Anasuya Basu bertemu dengannya di Kota Delhi.

Laxman Rao bukan tukang penjual teh biasa.

Selain menjual teh susu manis yang disukai oleh pelanggannya, ia juga menulis 24 buku berbahasa Hindi.

Warung teh terbuka yang sudah ia daftarkan ke pemerintah kota sebenarnya hanya beberapa potong kayu yang ditaruh di atas bata, beberapa ember air, gelas kertas dan keramik, serta ketel dan kompor gas di trotoar.

Orang tuanya adalah petani di desa di Negara Bagian Maharashtra. Rao pergi ke Delhi--kota penting penerbit buku berbahasa Hindi--pada 1975 dengan mimpi menjadi penulis.

Dia bekerja serabutan sebagai tukang bangunan, pencuci piring di restoran, dan akhirnya membuka toko menjual paan (daun sirih), beedi (rokok gulung), dan rokok beberapa meter dari warung tehnya sekarang. Setelah beberapa tahun, ia lalu berjualan teh karena lebih menguntungkan.

Rao punya gelar sarjana sastra Hindi dan mengikuti program master melalui kelas jarak jauh. Dia bekerja keras untuk bisa menerbitkan bukunya, tapi semua pertemuannya dengan penerbit selalu berujung pada kekecewaan karena tak ada yang mau menjual buku yang ditulis oleh pedagang kaki lima.

Tak menyerah, dia menabung untuk bisa menerbitkan sendiri novelnya pada 1979.

"Penerbit sering sombong terhadap orang-orang seperti kami dan mau uang untuk bisa menerbitkan buku. Saya tak punya uang, dan karena itu, memutuskan untuk mulai menerbitkan buku sendiri," kata Rao.

Naik turun kehidupan, berusaha lepas dari kemiskinan, dan nikmatnya kebahagiaan kecil dalam hidup adalah tema-tema novel, esai politik, serta naskah drama yang ditulis Rao.

Dan karyanya bukannya tanpa pengakuan.




Novelnya yang paling laku, Ramadas terbit pada 1992, membahas kerumitan hubungan guru-murid lewat kisah seorang pelajar muda yang kehilangan arah di Desa Rao dan tenggelam dalam sungai.

Buku yang sudah tiga kali naik cetak tersebut sudah terjual lebih dari 4.000 eksemplar.

Pada 1984, anggota senior Kongres menyebut buku tersebut pada Perdana Menteri Indira Gandhi. Dalam beberapa hari, ia mendapat undangan untuk bertemu dan memberikan buku tersebut ke Perdana Menteri.

"Saya bertemu Nyonya Gandhi pada Mei 1984 dengan membawa dua buku saya. Dia sangat menghargai karya saya dan mendorong untuk lebih banyak menulis. Saya bilang ingin menulis buku tentang dia, tapi beliau berkeras bahwa buku itu harus lebih tentang hasil kerjanya dan bukan tentang hidupnya."

"Dari pertemuan ini, saya menulis esai tentang masa pemerintahannya dari 1969-1972 berjudul 'Pradhan Mantri' (Perdana Menteri) tapi dia sudah ditembak mati sebelum buku itu diterbitkan. Setelah dia meninggal, saya menulis drama tentang hidupnya dan menggunakan judul yang sama dengan esai tersebut," kata Rao.

Kini Rao menggunakan situs daring seperti Amazon dan Flipkart untuk menjual buku-bukunya.

"Buku-bukunya cukup laku di situs kami. Kami senang karena penulis seperti Rao telah menemukan platform untuk menjual buku-bukunya," kata juru bicara Amazon India kepada BBC.

Hitesh, anak laki-laki tertua Rao, bertugas mengelola koordinasi penjualan daring dan laman Facebook si penulis. Meski mendapat hasil penjualan yang baik lewat situs online, Rao tetap bersepeda ke berbagai tempat untuk menjual buku-bukunya. Hal yang sudah ia lakukan selama bertahun-tahun.

Sementara itu di luar kiosnya, gerimis membuat beberapa pelanggan berteduh di bawah pohon ara yang juga melindungi peralatan membuat teh milik Rao.




Tak gentar oleh hujan, Rao membuka pelindung peralatannya dan sibuk merebus air untuk teh.

Para pelanggan setia berkumpul di bawah pohon untuk segelas teh panas dan gorengan.

Setiap harinya, rata-rata Rao menghasilkan 1.200 rupee atau Rp250 ribu dengan menjual 150 gelas teh, cukup untuk menghidupkan api di dapur di flat dua kamar yang ia sewa.

Penulis penjual teh itu telah memenangkan banyak penghargaan dan menerima pengakuan dari mantan Presiden Pratibha Patil. Meski begitu, dia belum diundang ke berbagai festival sastra di India.

"Para penulis melakukan berbagai hal berbeda untuk menjual buku mereka, membuat film, dan serial TV."

"Saya pria sederhana. Semua surat saya dapat dari alamat rumah ini. Buku-buku saya tersedia di perpustakaan sekolah, kampus, dan universitas di kota ini dan saya sering diminta untuk mengajar di berbagai sekolah dan kampus di India. Apa lagi yang bisa saya harapkan sebagai seorang penulis?" kata Rao sambil menyerahkan secangkir teh pada seorang perempuan tunawisma yang sabar menunggu di depan warung.

**Sumber: BBC Indonesia

Saturday, 1 August 2015

Lomba Menulis Cerita Pendek Tingkat SMP Tahun 2015


Nah... ini nih... kesempata buat kalian yang suka nulis. Kali ini ada Lomba Menulis Cerpen (LMC) dari Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) RI untuk siswa tingkat SMP/MTs. Memperebutkan total hadiah puluhan juta rupiah, juga ada beragam hadiah hiburan plus pelatihan juga. Selain itu, 10 finalis berkesempatan untuk diundang ke Jakarta bertemu dengan Pak Menteri Pendidikan RI.

Ayo tunggu apa lagi... Ikuti LMC ini. Mengenai syarat, ketentuan, hadiah dan lain-lain, silahkan klik DI SINI.