|
Malala Yousafzai (berjilbab) saat berpidato di PBB tepat di hari ulang tahunnya yang ke-16 pada Jum'at 12/7/2013 lalu. Malala mendesak dunia untuk memberikan akses pendidikan yang sebesar-besarnya untuk anak. (kompas.com) |
Malala Yousafzai, gadis sekolah Pakistan yang ditembak tepat di kepalanya oleh militan Taliban karena mengampanyekan hak perempuan atas pendidikan, mengatakan, buku merupakan ”senjata untuk mengalahkan terorisme”. Dia mengemukakan hal itu, Selasa (3/9/2013), saat membuka sebuah perpustakaan baru di kota yang kini mengadopsinya di Inggris.
Gadis 16 tahun itu memberikan pidato sebelum meluncurkan sebuah plakat stainless steel untuk menandai pembukaan perpustakaan umum terbesar di Eropa, Library of Birmingham.
Yousafzai, yang diterbangkan ke kota di Inggris tengah itu guna menjalani operasi pada Oktober lalu setelah menjadi sasaran seorang pria bersenjata ketika dia berangkat ke sekolah di Pakistan, mengatakan, dia menantang dirinya sendiri, yaitu ”bahwa saya akan membaca ribuan buku dan saya akan membekali diri dengan pengetahuan. Pena dan buku adalah senjata yang mengalahkan terorisme”.
Dia menambahkan, ”Tidak ada senjata yang lebih besar daripada pengetahuan dan tidak ada sumber penge tahuan yang lebih besar daripada kata-kata yang tertulis.”
Remaja itu, yang telah dinominasikan untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini, berbicara dengan penuh percaya diri dengan hanya sedikit kekakuan di sisi kiri wajahnya.
Malala, yang hampir tewas ketika peluru Taliban menyerempet otaknya, telah bersekolah di Birmingham, kota yang memiliki populasi warga Pakistan terbesar di Inggris. Keluarganya juga telah pindah ke kota itu untuk menemaninya.
Sumber: Kompas.com